Padahal kalau kita kembali kepada Al Qur’an bahwa Allah SWT mewariskan kepemimpinan di muka bumi ini hanyalah diserahkan Allah kepada umat Islam dan orang-orang yang shaleh. “Sungguh telah Kami catat sejak dari dalam Taurat, bahwasanya kepemimpinan di muka bumi ini hanya diserahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh“.
Tidak boleh kepemimpinan di muka bumi ini diserahkan kepada orang-orang kafir, karena jika dipimpim oleh orang-orang kafir akan merusak, mengalami kehancuran dan pertumpahan darah dimana-mana.
Namun sayang kepemimpinan yang diwariskan yang semestinya kepada umat Islam itu sampai hari ini belum kita raih justru kita melihat adanya kemunduran umat Islam yang semakin menjadi-jadi dan sangat sulit untuk bangkit. Kalau kita baca dalam sejarah dahulu 7 abad lebih umat Islam pernah tampil untuk memimpin dunia, dimulai abad pertama sampai menjelang pertengahan abad 8 Hijriah.
Masa kejayaan Islam dulu yang mendapat julukan “khoiru ummah”, umat yang terbaik. Di dalam Al qur’an surat Ali Imran ayat 110 menjelaskan tentang umat yang terbaik dengan melakukan amal ma’ruf dan mencegah yang munkar. Kamu dahulu tampil sebagai umat yang terbaik dan generasi yang pertama itu mendapatkan gelar khairu ummah, karena memang mereka di dalam beragama Islam ini ada penyerahan yang total. Apa yang telah diamanahkan oleh Rasulullah SAW kepada mereka tidak ada yang diabaikan.
Hal itulah yang mengantarkan generasi yang pertama ini disebut juga sebagai generasi qur’ani, karena setiap firman-firman Allah di dalam al Qur’an dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka diangkat derajatnya menjadi umat yang terbaik. Yakni melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar, kamu mengajak manusia ke jalan yang baik kepada kebenaran serta sekaligus mencegah manusia dari kemunkaran.
Nabi Muhammad SAW mensinyalir, dengan berjalannya waktu, umat Islam akan mengalami penurunan kondisi secara berangsur. Adapun proses dekadensi itu diawali dengan runtuhnya institusi formal kenegaraan umat tempat tegaknya hukum Allah.
Sikap sahabat-sahabat Rasulullah SAW merupakan generasi yang pertama masuk Islam sehingga mereka mencapai gelar khairu ummah tidak lain karena mereka itu bersaksi tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah SWT dan nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Para sahabat Rasul mereka bersungguh-sungguh dan menyerahkan seutuhnya secara total kepada agama Islam, karena orang yang ber-lslam tidak boleh main-main, tidak boleh tanggung-tanggung serta harus serius, mereka menanggalkan semua sisa-sisa keyakinan agama yang lama dan menerima agama Islam ini secara utuh.
Seorang muallaf mengatakan bahwa ketika akan melakukan ikrar pada tahun 1991, dia ikhlas untuk meninggalkan seluruh sisa ajaran dan keyakinan yang dianut, itu kemudian dia beralih kepada agama Islam dan tidak ada keraguan sedikitpun. Pada saat dia menyerahkan secara total terhadap agama Islam insya Allah akan diberikan dengan kemudahan dan akan terus menambah taufiq hidayahnya.
Hal ini dahulu pernah dicontohkan oleh generasi yang pertama, cobalah kita lihat seperti contoh Sahabat Rasulullah SAW Umar bin Khatab ra, ketika masih jahiliyah adalah orang yang sangat beringas dan berusaha ingin membunuh nabi Muhammad SAW, karena kebodohannya tetapi ketika dia tersentuh oleh Al qur’an yang dibacakan oleh adik kandungnya sendiri Fatimah binti Khatab maka ketika Umar mendengar bacaan surat Thaha, karena keindahan ayat qur’an itu menyentuh perasaannya lalu dia bersyahadat mengucapkan “Asyhadu An laailaaha illallah wa asyhaduanna Muhammaddarrasulullah”.
Begitu Umar masuk agama Islam kecintaan beliau terhadap Nabi Muhammad SAW dan Islam terkadang melebihi cinta pada sahabat-sahabat yang lain. Dalam sejarah, pada suatu hari Umar Bin Khatab ra ketika tawaf, kalau sahabat-sahabat yang lain bahwa tawaf hanya sebatas mencium Hajar aswad saja, karena itu yang disunahkan oleh Rasul, tetapi pada saat Umar bin Khatab ingin mencium Hajar aswad batu itu diajak dialog.
“Wahai batu sesungguhnya kau hanya batu hitam biasa, engkau tidak bisa mendatangkan manfaat sedikitpun kepadaku dan tidak bisa memberikan mudhorot. Kalaulah bukan karena aku lihat Rasul menciummu niscaya aku tidak mencium engkau”. Maka pengertian yang sebaiknya adalah karena aku melihat Rasul menciummulah sehingga aku menciummu.
Demikian juga dalam satu kisah pada suatu hari Rasulullah SAW pernah melamar seorang gadis yang bernama Zaenab binti Za’sin ra untuk dijodohkan kepada anak angkat Rasul yang bernama Zaid bin Kharisah, rupanya Zaid ini karena orang Negro yang warna kulitnya hitam, tidak tampan, tidak punya materi apa-apa. Zaenab bin Za’sin menginginkan calon suami yang gagah, tampan, kaya dan lain-lain maka ketika Rasul melamar kemudian ditolak oleh Zaenab.
Setelah Rasul ditolak oleh Zaenab, maka turunlah wahyu dalam surat Al Ahzab ayat 36 yang artinya “Tidak pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah tersesat yang nyata“.
Kemudian sikap Zaenab yang tadinya menolak lamaran Rasulullah, begitu mendengar ayat itu dibacakan nabi, dia spontan mengatakan kami dengar dan mentaati perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Memang ini luar biasa sikap sahabat setelah mendengarkan ayat Al qur’an dibacakan mereka tidak bisa membantah, inilah sebenarnya yang mengangkat derajat hingga sampai khairu ummah adanya penyerahan yang total terhadap agama Islam.
Kalau umat terdahulu bangkit sampai kepada khairu ummah atau umat yang terbaik karena ada penyerahan total kepada Islam maka sudah dipastikan kemunduran itu bisa terjadi karena ketika ber-islam tidak adanya penyerahan yang total terhadap agama Islam alias kita tidak rela diatur hukum-hukum Islam dan tidak rela kita diatur oleh Al Qur’an dan Sunnah nabi, kalaupun kita mengamalkan ajaran Islam ini bentuknya hanya parsial saja mana yang mudah untuk kita amalkan dan kita pakai tetapi bila ada yang sulit maka kita tinggalkan. Jika demikian adanya sampai yang namanya khairu ummah.
Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam
Pertama, lemahnya akidah dan iman. Ada pertanyaan kenapa lemahnya akidah dan keimanan bagi umat Islam, karena kita dari dahulu senantiasa mengabaikan ajaran agama Islam, mengabaikan ilmu-ilmu Islam dan mengutamakan ilmu-ilmu yang lain dan ilmu agama Islam kita jadikan urutan-urutan sekian saja, yang penting kita makmur secara dunia agama kita singkirkan dari kehidupan.Kita sesungguhnya kalau sadar adalah termasuk yang kufur nikmat, dahulu kita sebelum merdeka merengek teriak-teriak dan mengadu kepada Allah setiap malam kita berdoa sambil duduk, berdiri dan berbaring, tetapi setelah merdeka kemudian kita singkirkan hukum-hukum Islam, syariat-syariat Islam dan ajaran Islam dari kehidupan kita, inilah yang mengakibatkan umat Islam mundur dari hari ke hari hingga hari ini.
Kedua, tidak adanya ukhuwah Islamiyah. Kita terpecah belah dan berkeping-keping, kita dipecah belah oleh aliran kepercayaan, aliran-aliran dalam Islam, organisasi-organisasi dan dipecah oleh partai-partai hingga sampai hari ini umat Islam menjadi berkeping-keping sehingga kita tidak punya kwalitas apa-apa.
Rasulullah SAW mensinyalir yang artinya “hampir tiba masanya dimana bangsa-bangsa lain itu akan mengeroyok dan menyerbu umat Islam seperti makanan di atas meja hidangan”.
Lalu sahabat merasa heran kemudian bertanya kepada Rasul “apakah jumlah kami waktu itu sedikit, sehingga kami dikeroyok dan diserbu sedemikian rupa seperti makanan yang mau dihidangkan ? “.
Kemudian nabi menjawab “tidak, bahkan jumlah kamu ketika itu banyak dan mayoritas tetapi jumlah kamu tidak memiliki kwalitas dan terpecah satu dengan yang lain, akhirnya kondisi semacam ini hanya banyak tetapi tidak mempunyai kwalitas seperti buih yang ada dilautan”.
Ternyata penyebab utama kata Rasul adalah “di dalam dada umat Islam itu tertancap penyakit wahn, sahabat bertanya apa penyakit wahn itu ya Rasul, kemudian di jawabnya dengan “cinta dunia dan takut mati”.
Kalau hal ini masih ada pada diri umat Islam maka sampai pada hari kiamat pun kita tidak akan meraih yang namanya khairul ummah, namun meskipun umat Islam belum bisa bangkit dam belum bisa menjadi teladan-teladan tetapi bersyukur kita justru orang-orang non muslim terus meningkatkan kajian-kajian dan mengkaji ajaran Islam dan setelah itu mereka berbondong-bondong masuk agama Islam. Mudah-mudahan lewat para muallaf ini mereka bisa memberikan motivasi kepada umat Islam untuk menuju kejayaan Islam dan menjadi khoirul ummah, amin ya Robbal alamin.
Sumber : Indah Mulya, Edisi No. 516 Th. VI – 15 Maret 2009
0 Komentar